Liputan6.com, Jakarta PDI Perjuangan menggelar rapat kordinasi nasional (Rakornas) bersama pimpinan partai di tingkat provinsi. Dalam sambutanya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto buka-bukaan tentang kebobrokan rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.
Dalam sambutannya, Hasto mengungkit monopoli cengkeh yang dilakukan putra Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Pada 1990 Tommy mendirikan Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC). Badan ini membeli cengkeh murah ke petani dan mengharuskan semua produsen rokok membeli dari BPPC.
"Kita masih ingat nasib petani cengkeh ketika dikeluarkan peraturan pemerintah dan kemudian bangkrutlah usaha cengkeh itu," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
Dia juga menungkit program mobil nasional era Soeharto yang nyatanya cuma bualan untuk menguntungkan perusahaan Tommy Soeharto. Mobil bermerek Timor itu pun cuma ganti nama dari merek Korea.
"Ketika kemudian dengan alasan mencoba menguasai teknologi membuat mobil, tiba-tiba terjadi pemalsuan mobil, diimpor dari korea diganti merek seolah-olah jadi mobil ciptaan Indonesia," kata Hasto.
Kemudian, kasus penyelewengan dana Yayasan Supersemar pun diungkitnya.
"Ketika Yayasan Supersemar di mana BUMN wajib menyetor itu hanya untuk kepentingan kroni-kroninya," ucap Hasto.
Namun begitu, lanjut dia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta untuk tidak menghujat mantan Presiden Soeharto.
"Ketika reformasi, Ibu Mega telah memberikan sebuah contoh yang sangat baik dalam rangka proses rekonsiliasi ketika Pak Harto dihujat. Ibu Mega menegaskan jangan hujat Pak Harto, ini kan sebuah proses yang secara moral politik itu sangat baik," kata Hasto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment