Liputan6.com, New York Harga emas naik meski dibayangi penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) yang dipicu kekhawatiran investor tentang eskalasi perselisihan perdagangan AS-China.
Ini setelah muncul ancaman baru dari Presiden AS Donald Trump, meskipun harga emas masih menuju penurunan bulanan kelima berturut-turut.
Melansir laman Reuters, Sabtu (1/9/2018), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke posisi USD 1.200,70 per ounce. Harga emas niak sekitar 4 persen dari posisi terendah dalam 19 bulan di posisi USD 1.159,96 pada 16 Agustus.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik USD 1,70, atau 0,1 persen menjadi USD 1.206,70 per ounce.
Harga emas turun hampir 2 persen pada Agustus, dan lebih dari 7 persen tahun ini. "Emas diperdagangkan di lingkungan yang mendukung karena meningkatnya tarif yang dibebankan pada China. Kondisi ini berbeda dengan Dolar," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.
Trump diketahui siap untuk meningkatkan perang perdagangan dengan China. Dia mengatakan kepada para pembantunya jika bersiap untuk mengenakan tarif lebih dari USD 200 miliar terhadap produk hina, seperti dilaporkan Bloomberg.
"Rencana Trump memiliki dampak signifikan dan dolar sedikit melemah yang mendukung harga emas," kata Peter Fertig, Analis di Quantitative Commodity Research, seraya menambahkan jika krisis mata uang negara berkembang turut mendukung emas.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3633724/perang-dagang-as-china-kembali-terbuka-harga-emas-berkilau
No comments:
Post a Comment