Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan usai bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi laju Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bencana gempa bumi yang terjadi, hanya menyebabkan kerusakan di beberapa lokasi dan tidak secara menyeluruh. Sehingga harga kebutuhan pokok di sana tetap bisa terkendali.
"Di NTB pada Septemer 2018 mengalami deflasi 0,29 persen. Perlu dingat bencana itu terjadi hanya berdampak ke beberapa spot seperti Lombok Utara. Agak susah untuk menghubungkan secara umum. Jadi inflasi tidak terganggun," ujar Suhariyanto di kantornya, Senin (1/10/2018).
Adapun yang lebih terlihat sebagai dampak dari bencana gempa bumi adalah kunjungan wisatawan. BPS mencatat kunjungan wisatawan ke lombok menurun drastis yaitu 69,18 persen.
Jumlah wisatawan ke Lombok dari bulan Juli 2018 sebesar 13.980 orang dan pada Agustus 2018 menjadi 4.308 orang.
"Kalau untuk wisman dari Januari-Agustus 2018 dibandingkan periode yang sama 2017 turun 25,19 persen. Jadi jelas semua orang berusaha menghindar," tambah dia.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
"Perkembangan harga komoditas september secara umum menunjukkan adanya penurunan," kata Kepala BPS Suhariyant di kantornya, Senin (1/10/2018).
Dengan deflasi ini, maka tigkat inflasi Januari-September 2018 sebesar 1,94 persen. Sementara jika dilihat (YoY) September 2017 hingga September 2018 sebesar 2,88 persen.
Dari 82 kota IHK 66 kota alami deflasi 16 kota masih inflasi. Deflasi tertinggi di Pare-pare 1,59 persen dan terndah di Tegal, Sigkawang, Samrinda dan Ternate -0,01 persen.
Sedangkan inflasi tertinggi di Bengku debgan inflasi 0,59 persen dan terendah di Bungo sebesar 0,01 persen.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3656475/terkena-gempa-jumlah-turis-turun-tapi-harga-pangan-di-lombok-terjaga
No comments:
Post a Comment