Melansir laman Business Insider, Jumat (31/8/2018), pendiri aplikasi pembelajaran bahasa tersebut baru-baru ini berbagi strateginya menangani karyawan yang terlihat malas saat bekerja.
"Anda dapat mengubah seseorang yang malas menjadi orang yang paling berkomitmen jika mereka percaya pada perusahaan dan atasannya. Sebagai pemimpin, pikirlah bahwa semua yang mereka lakukan sangat penting bagi perusahaan," tutur Ahn.
Menurutnya, sungguh luar biasa melihat betapa seseorang bisa merasa sangat termotivasi lewat kalimat sederhana yang sangat sarat makna. Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, bos dari perusahaan bernilai USD 700 juta itu mengungkapkan kalimat ajaibnya yang sederhana.
"'Apa yang kamu lakukan sekarang ini sangat penting (bagi perusahaan)' saya sering menggunakan kalimat itu," ujarnya.
Tekniknya tersebut juga didukung hasil survei LinkedIn dan Imperative pada 2016 yang melibatkan 26.151 anggota LinkedIn di berbagai negara. Survei tersebut bertujuan mencari tahu seberapa banyak orang yang merasa terdorong saat dirinya merasa penting berada dalam organisasi tertentu.
Sebanyak 73 persen dari partisipan survei merupakan profesional yang berorientasi pada tujuan dan puas dengan pekerjaannya. Sebaliknya, sebanyak 64 persen tergolong pegawai yang bekerja tanpa tujuan spesifik.
Dan Ahn mengindikasikan bahwa dirinya mencari orang-orang yang memiliki motivasi. Begitulah ia akhirnya tak yakin bahwa dengan iming-iming gaji besar, banyak karyawan akan melamar ke perusahaannya.
"Jika ini hanya persoalan gaji, saya tak yakin banyak karyawan akan sungguh-sungguh bekerja di sini," tandasnya.
No comments:
Post a Comment