REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia (World Bank) mengatakan 80 persen populasi dunia akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dekade sebelum COVID-19.
Namun, pertumbuhan global menjadi stabil untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada 2024 sejak pandemi COVID-19.
“Empat tahun setelah pergolakan yang disebabkan oleh pandemi, konflik, inflasi, dan pengetatan moneter, tampaknya pertumbuhan ekonomi global stabil,” kata Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia Indermit Gill di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Namun, menurut Indermit, pertumbuhan berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan sebelum tahun 2020.
Menurut laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia, perekonomian global diperkirakan akan stabil untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada tahun 2024, tetapi pada tingkat yang lemah dibandingkan standar historis saat ini.
Pertumbuhan global diproyeksikan akan tetap stabil pada angka 2,6 persen pada 2024 sebelum naik menjadi rata-rata 2,7 persen pada tahun 2025-2026. Angka itu jauh di bawah rata-rata 3,1 persen pada dekade sebelum COVID-19.
Perkiraan tersebut menyiratkan bahwa pada tahun 2024-2026, negara-negara yang secara kolektif menyumbang lebih dari 80 persen populasi dunia dan produk domestik bruto (PDB) global masih akan tumbuh lebih lambat dibandingkan dekade sebelum COVID-19.
Secara keseluruhan, negara-negara berkembang diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 4 persen pada tahun 2024-2025, sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2023.
Pertumbuhan di negara-negara berpendapatan rendah diperkirakan akan meningkat menjadi 5 persen pada tahun 2024 dari 3,8 persen pada tahun 2023.
Namun demikian, perkiraan untuk tahun 2024, pertumbuhan tersebut mencerminkan penurunan peringkat di tiga dari empat negara berpendapatan rendah sejak bulan Januari.
Di negara-negara maju, pertumbuhan diperkirakan akan tetap stabil sebesar 1,5 persen pada 2024 sebelum meningkat menjadi 1,7 persen pada 2025.
sumber : Antara
Bank Dunia: 80 Persen Populasi Dunia akan Tumbuh Lebih Lambat
Klik Source
No comments:
Post a Comment